METROSIDIK.co.id, JAKARTA — Kecurigaan yang selama ini berkembang di kalangan masyarakat bahwa Ganjar Pranowo terlibat korupsi KTP Elektronik dibantah oleh mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Keterlibatan Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi yang menjerat mantan Ketua DPR Setya Novanto belum termasuk dalam standar pembuktian.
Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengatakan dia adalah salah satu penyidik yang menangani keterlibatan Ganjar.
“Saya berani berbicara bahwa memang pemenuhan alat buktinya (keterlibatan Ganjar) belum masuk standar pembuktian. Kenapa saya bilang begitu? Penyidik nya dulu saya, kok. Jadi saya yang lebih tahu,” katanya dalam siaran daring di kanal YouTube Novel Baswedan dikutip di Jakarta, Rabu.
Dalam tayangan berjudul “3 Tokoh KPK Turun Gunung Melawan Politisasi” itu, Novel bahkan menegaskan Ganjar tidak termasuk orang yang mengembalikan uang dalam kasus korupsi KTP-el.
“Enggak, enggak, itu dibilang mengembalikan (uang) itu enggak benar,” ucapnya menegaskan.
Nama Ganjar, lanjut Novel, memang pernah disebut di dalam persidangan, namun hal tersebut tidak bisa diartikan bahwa Ganjar terlibat.
“Memang namanya disebut dalam persidangan. Tapi membicarakan soal hukum, proses hukum apalagi hukum pidana, ada standar pembuktian yang harus bisa dipenuhi. Bukan sembarangan,” tuturnya.
Novel menyatakan hal itu bukan untuk membela Ganjar. Menurutnya ia mengatakan hal yang sebenarnya untuk membela kebenaran dan keadilan. “Jadi jangan sampai KPK dipakai oknum tertentu untuk kepentingan yang nggak bener,” ucapnya.
Pada April lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan belum menemukan cukup bukti keterlibatan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP-elektronik (KTP-el).
“Sampai hari ini, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa yang disebut tadi (Ganjar Pranowo) melakukan suatu peristiwa pidana. Kalau ada kami bawa, tetapi kan sampai hari ini tidak ada,” kata Ketua KPK Firli Bahuri, di Jakarta, Kamis (28/4).
Firli menanggapi adanya desakan agar KPK mengusut kembali nama-nama yang disebut dalam perkara KTP-el, salah satunya Ganjar Pranowo.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa lembaganya bekerja sesuai dengan kecukupan bukti. Ia mencontohkan jika ada seseorang yang diduga terlibat dalam peristiwa pidana, namun tidak cukup bukti maka harus dihentikan.