METROSIDIK.CO.ID — Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan bahwa sejumlah negara telah menyerukan kemitraan dan kolaborasi yang lebih kuat, dalam mencapai ketahanan pangan dan energi.
Hal ini diungkap Menlu Retno dalam pernyataan pers, usai pertemuan Menlu G20 di Nusa Dua, Bali, hari ini, Jumat (8/7/2022).
1. Dukungan ke PBB untuk jalur aman pasokan pangan
Sejumlah negara disebut menggarisbawahi kesiapan mereka untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan perdagangan pangan dan pupuk, termasuk pembayaran, asuransi, logistik, dan hal lainnya.
“Banyak negara peserta menyatakan dukungannya terhadap upaya Sekjen PBB menyediakan ‘jalur yang aman’ terkait pasokan pangan,” ucap Menlu Retno.
Menlu Retno menegaskan, ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi gangguan rantai pasokan makanan global.
“Mengintegrasikan kembali makanan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global sangat penting,” tuturnya.
Baca Juga: Menlu Retno Ajak Dunia Bekerja Sama Hadapi Krisis Global
2. Semua negara prihatin dengan melonjaknya harga pangan
![menteri luar negeri ri retno marsudi](https://metrosidik.co.id/wp-content/uploads/2022/07/menteri-luar-negeri-ri-retno-marsudi.png)
Menlu Retno juga menegaskan bahwa semua negara yang hadir prihatin terkait melonjaknya harga pangan dan energi.
“Mereka juga menegaskan bahwa krisis saat ini termasuk masalah yang berkaitan dengan aksesibilitas, keterjangkauan yang menghambat pemulihan global,” ucapnya.
Negara-negara berkembang, lanjutnya, merupakan negara yang paling terpengaruh terutama negara-negara berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang di kepulauan kecil.
3. G20 FMM menjadi wadah diskusi yang ramah dan konstruktif
Menlu Retno menyampaikan apresiasi kepada semua menlu negara G20, menlu negara undangan, serta perwakilan organisasi internasional yang hadir. Dengan kehadiran mereka, ada komitmen yang kuat untuk G20.
“Saya sangat senang bahwa G20 FMM telah melakukan diskusi yang ramah dan konstruktif. G20 FMM merupakan bagian dari jalur menuju KTT G20 dan masih dengan Indonesia tuan rumahnya,” ungkap Menlu Retno.
Menlu Retno juga telah melakukan lebih dari 15 pertemuan bilateral dengan para menlu yang datang dengan isu Ukraina dan Rusia, yang dibahas hampir di setiap pertemuan bilateral.