Metrosidik.co.id – Amirullah baru saja lepas dari jarum infus rumah sakit Awal Bross Kota Batam usai menjalani perawatan bersama sang istri. Sedangkan si buah hati dirawat di RS Elisabeth Kota Batam. Nestapa Amir tak berkesudahan, Fitri Ramadani (18) sang keponakan harus dirawat intensif di RS Budi Kemuliaan Kota Batam.
Fitri Ramadani (18) bersama rekannya Fajjaron Afta Maulana (20) yang mengendarai sepeda motor Genio nomor polisi BP 3058 RC warna coklat, bertabrakan dengan mobil Toyota Fortuner bernomor polisi BP 1 S di jalan Laksamana Bintan, Kota Batam, pada Selasa malam, 09 Mei 2023.
Amirullah yang merupakan ketua Persatuan Pemuda Inhil (PPI) Provinsi Kepulauan Riau ini tak kuasa menahan kesedihannya saat menghubungi metrosidik.co.id. Belakangan ia mengetahui mobil Toyota Fortuner bernomor polisi BP 1 S tersebut terdaftar sebagai kendaraan dinas orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Hatinya semakin hancur setelah mengetahui Abdul haris, Bupati Kepulauan Anambas berada dalam mobil yang dikendarai sopirnya, Marlon Sinaga saat insiden itu.
”Bupati bapak kita, sebagai orang tua lah, kok masalah seperti ini hanya mengantarkan ke rumah sakit. Sedangkan kita aja, orang tidak kenal mengenal kita bantu. Ini setelah diantar ke rumah sakit ditinggal aja,” kesal Amir Sabtu, 20/5/2023 saat menghubungi Metrosidik.co.id.
Untuk pembiayaan perawatan Fitri Ramadani dan Fajjaron Afta Maulana, sementara ini berharap pada asuransi Jasa Raharja sebesar 21 juta rupiah.
Amirullah menjelaskan, saat ini kondisi keponakannya Fitri Ramadani (perempuan-red) sedang dalam perawatan intensif karena terluka parah di bagian kepala sebelah kiri dan bisa menyebabkan geger otak. Sedangkan Fajjaron Afta Maulana (laki-laki red) harus kehilangan organ dalam tubuh dan patah tangan.
“Keponakan saya mudah-mudahan ajalah tidak lupa ingatan. Kalau sempat dia geger otak, sedih betul kita. Kalau anak kawan saya si Fajjaron itu, ususnya dipotong 17 cm bang, limpanya dipotong sedikit, hatinya itu compes sedikit, tangan patah bang, parah bang, sedih saya,” terangnya
*Batang Hidung Bupati Tak Tampak *
Luka jahitan di sebelah kiri kepala Fitri Ramadani (18) mulai mengering, hampir dua minggu Fitri Ramadani dan Fajjaron Afta Maulana dirawat, batang hidung bupati tak tampak.
Amir mengaku, sejak kejadian itu belum ada respon dari Bupati Kepulauan Anambas. Bahkan, batang hidungnya pun tak tampak.
Sopir mobil dan Bupati Kepulauan Anambas tidak bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Dikatakan Amirullah, bahwa Bupati Kepulauan Anambas ada di lokasi kejadian.
“Rupanya setelah didalami dari pengakuan sopir hari Jum’at itu, ada pak bupati di dalam itu,” kata Amir.
Ia juga menyebutkan, Bupati Kepulauan Anambas bersama sopirnya tidak bertanggung jawab kepada dua remaja yang menjadi korban tabrakan mobil tersebut.
“Dengan sikap dia (sopir-red) datang tiba-tiba besoknya ke rumah sakit dengan plat hitam, pak tolong cabut laporan ke polisi biar mobil bisa dipakai (ucap sopir kepada keluarga Fitri-red), mengamuk lah kami,” pungkas Amir menceritakan kelakuan sopir orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Anambas itu.
Terkait itu, Bupati Kepulauan Anambas saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan via Whatsapp tidak merespon apapun. Kabarnya, saat insiden terjadi, Abdul Haris Bupati Kepulauan Anambas bersama sang istri berada dalam mobil Toyota Fortuner nomor polisi BP 1 S.
*Plat nomor polisi sempat diganti, Polresta Barelang masih mendalami kasus ini*
Saat ini mobil tersebut telah diamankan ke Polresta Barelang, Kota Batam guna dilakukannya penyelidikan setelah pihak korban membuat pengaduan ke polisi. Hampir dua minggu, polisi belum memberikan keterangan resmi siapa saja yang berada dalam mobil Toyota Fortuner nomor polisi BP 1 S milik orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Anambas itu.
Kepala Unit (Kanit) Laka Lantas Polresta Barelang, Ipda. Viktor Hutahean mengatakan kecelakaan antara mobil Toyota Fortuner nomor polisi BP 1 S dengan sepeda motor Genio nomor polisi BP 3058 RC yang terjadi di Laksamana Bintan itu benar.
“Kendaraan siapa saya tidak tau tapi itu memang ada (Kecelakaan-red), sama teman-teman media sudah saya kasih tau sekarang lagi ditangani pihak kecelakaan lalu lintas,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan via telpon.
Sedangkan permasalahan plat yang dipakai mobil Toyota Fortuner, Viktor menjelaskan platnya bewarna merah dan bernomor polisi BP 1 S.
“Platnya warna merah, saya tidak tau kalian dapat informasi dari mana (terkait plat hitam yang dipakai (mobil toyota fortuner-red),” katanya.
Ketika dikonfirmasi siapa saja yang berada dalam mobil toyota fortuner bernomor polisi BP 1 S saat kecelakaan terjadi, Viktor kembali menegaskan kecelakaan tersebut sedang lagi tahap penyelidikan guna mendapatkan informasi yang lebih dalam.
“Intinya saya sudah sampaikan kepada media. Ini lagi tahap penyelidikan dari pihak Laka Lantas, untuk penumpang mobil itu sedang kita cek seperti supir dan kita sedang olah TKP,” tutup Viktor.
Metrosidik mencoba menelusuri lebih dalam siapa saja yang berada dalam mobil Toyota Fortuner bernomor polisi BP 1 S kepada Kasat Lantas Polresta Barelang, Kompol Cut Putri Amelia Sari, SIK, MH. Sayangnya, konfirmasi dari metrosidik.co.id belum dijawab.
Hasil penulusuran metrosidik.co.id, mobil Toyota Fortuner 2.7 V AT bernomor polisi BP 1 S memliki nomor rangka (MHFYX59GXC8036767) dan nomor mesin (2TR7386014), Mobil ini tercatat sebagai aset Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012.