METROSIDIK.CO.ID — Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menilai ada tiga faktor yang akan dievaluasi setelah pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro disertai penerapan ganjil-genap di Kota Bogor.
Ketiga faktor tersebut yakni, pengurangan mobilitas warga selama pemberlakukan aturan tersebut, lalu aspek kesehatan di mana adanya terjadi penurunan penularan Covid-19 dan faktor ekonomi.
“Kami lihat ada tiga faktor. Pertama dimensi mengurangi mobilitas warga. Saya tegaskan ganjil-genap ini berhasil. Kemudian dari aspek kesehatan, ada indikasi tren penularan Covid-19 menurun dan satu lagi aspek ekonomi. Karena prinsipnya kami mencari titik temu antara kesehatan dengan ekonomi,” kata Bima Arya, Minggu (14/2).
Besok, Senin (15/2), Bima akan melakukan evaluasi PPKM Mikro, serta memanggil pelaku usaha hotel, restoran, toko-toko, UMKM hingga pasar tradisional. Jika tidak banyak berpengaruh, sistem ganjil-genap tidak tertutup kemungkinan untuk diterapkan secara permanen.
“Mungkin bisa divariasi atau selang-seling. Pekan ini ganjil-genap, pekan depan tidak. Kami masih lihat kemungkinan yang bisa diambil. Masih terlalu dini. Jangan-jangan tanpa ganjil-genap pun kondisinya sama aja. Jadi perlu hati-hati. Kami akan dialog dengan PHRI sambil menghitung datanya,” kata Bima.
Sebelumnya diberitakan, ganjil-genap di Kota Bogor pertama kali diberlakukan pada Jumat (5/2). Saat itu, jumlah kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Bogor 1 dan Sentul Selatan 1 mencapai 50.541 kendaraan.
Sementara satu pekan kemudian atau Jumat (12/2) jumlah kendaraan yang keluar dari gerbang tol yang sama, hanya 40.124 kendaraan. Dengan kata lain terdapat penurunan 20,6 persen atau 10.417 kendaraan.
Kemudian, pada hari kedua pemberlakuan ganjil-genap pada Sabtu (6/2) total kendaraan yang masuk ke Kota Bogor 46.773 kendaraan. Jumlah ini pun berkurang pada Sabtu (13/2) yakni 45.459 kendaraan.
Sementara Jasamarga merilis, rata-rata kendaraan yang masuk ke Kota Bogor tiap hari Sabtu, sepanjang Januari 2021 mencapai 54.589 kendaraan yang tercatat pada 2, 9, 16, 23 dan 30 Januari 2020.
“Tapi saat pekan kedua pemberlakuan ganjil-genap, itu sedang long weekend Imlek. Di dalam Kota Bogor juga, selama pemberlakukan ganjil-genap juga tidak ada kemacetan, tidak ada penumpukan kendaraan. Jadi ganji-genap berhasil mengurangi mobilitas dari warga Kota Bogor dan luar Kota Bogor,” kata Bima Arya, Minggu (14/2).
Meski begitu, dia tidak ingin gegabah dalam memutuskan, apakah memperpanjang aturan ganjil-genap atau tidak. Pasalnya, dalam periode yang sama selama pemberlakukan ganjil-genap terdapat penurunan angka penularan Covid-19 di Kota Bogor.
“Pada 6 Februari itu puncaknya yang mencapai 187 kasus. Tapi kemarin, 13 Februari menurun jadi 128 kasus positif baru. Ini yang akan kami analisis. Apakah penurunan ini akan terus terjadi meskipun tanpa ganjil-genap atau tidak,” kata Bima.
Karena, pemberlakukan ganjil-genap juga berbarengan dengan penerapan PPKM Mikro di Kota Bogor. “Iya jadi di wilayah ada pengetatan, ditambah ada aturan ganjil genap. Ini yang masih kami analisis. Ini dugaan saya, karena ada ganjil-genap dan PPKM Mikro sehingga terjadi penurunan angka penularan,” kata Bima.
Sumber: